Minggu, 09 September 2012
Selasa, 04 September 2012
Selasa, 20 Maret 2012
Penyucian Alam Dan Diri Lewat Melasti
Ribuan Umat Hindu Padati Pantai Padanggalak
Sejak pagi ribuan Umat Hindu yang berasala dari beberapa Desa/Lurah khususnya di Kota Denpasar, Selasa pagi (20/3) melaksanakan ritual Melasti di Pantai Padang galak Denpasar. meski dilanda hujan kekhususkan masyarakat lewat iringan-iringan gambelan dan beberapa pretima tetap berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Melasti memiliki makna proses pembersihan lahir batin manusia dan alam, dengan menghanyutkan segala kotoran menggunakan air kehidupan. Oleh karena itu sembahyang dilakukan di sumber-sumber air. Upacara ini juga bertujuan memohon kepada Sang Hyang Widhi Wasa, agar umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi.
Rabu, 14 Maret 2012
Ogoh-ogoh Tainsiat 2012
TIDAK INGIN HASILNYA “ASAL-ASALAN”
25 Juta untuk “Ganapati Murka”

Senin, 27 Februari 2012
SOSIALISASI KEBERSIHAN PASAR LIBATKAN SENIMAN TRADISIONAL “DADONG REROD CS”
Seniman tradisional tampaknya masih cukup handal dijadikan sebagai sarana sosialisasi berbagai program ditengah kemajuan teknologi yang sudah serba canggih saat ini. Peran ini bisa dilihat pada sosialisai kebersihan Pasar Desa yang dilakukan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPM PD) Kota Denpasa, yang melibatkan seniman Dadong Rerod Cs, Selasa (28/2) di Pasar Nyanggelan Desa Adat Panjer Densel.
Jumat, 24 Februari 2012
Pameran Lukisan Anak, Melatih Ekspresi dan Beri Ruang Kreatifitas Anak
Pameran Lukisan Anak yang diselenggarakan Sanggar Jepun Putih, Minggu (19/2) bertempat di Museum Bali Denpasar telah memberikan ruang kepada anak untuk berkreatifitas. Demikian disampaikan Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra saat membuka pameran yang ditandai dengan menggoreskan gambaran pertama diatas kanfas. Sebelum kegiatan pameran dibuka tampak beberapa anak-anak peserta pameran menuangkan gambarannya diatas kanfas yang dibentangkan di depan ruang pameran secara bersama-sama.
DARI SARASEHAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT
Denpasar, Keberadaan lembaga Banjar dan Desa Adat di Bali khsusnya Kota Denpasar dengan kemajuan teknologi sekarang ini, diharapkan tidak tergerus dengan arus globalisasi dan modernisasi yang menyebabkan perubahan perilaku. Hal ini juga menjadi tantangan yang kompleks dan sangat heterogen seperti banyak kenakalan remaja dan masalah ekonomi kapitalis. Untuk itu bagaimana kedepan dalam menjawab tantangan ini dengan membentuk budaya kota dan bebuat berdasarkan filosofi agama. Menghadapi perubahan-perubahan yang terus menerus dari waktu ke waktu maka perlu kita mengetahui inti dasar dari Kebudayaan, sebab kebudayaan itu dapat selalu berubah-berubah sesuai dengan perkembangan jaman, namun dengan adanya perkembangan ternologi serta modernisasi jangan sampai meperlemah tradisi atau kebudayaan, tetapi bagaimana dengan perkembangan itu dapat memperkuat kebudayaan. Demikian disampaikan Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra saat membuka Sarasehan Lembaga Adat dari Persepektif Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal, Kamis (23/2) di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar. Sarasehan ini diikuti seluruh kelian Banjar, Bendesa Pekraman, Ketua LPD dan Pengurus Koperasi se-Kota Denpasar dengan menghadirkan beberapa nasumber seperti IB. Gde Wiyana, Prof. Dr. Nyoman Budiana, Wayan Sudarta, Made Astrawijaya dan Wayan Gatha.
Langganan:
Postingan (Atom)